‘’Generasi UNGGUL se(harusnya) untuk Negeri”
‘’Generasi
UNGGUL se(harusnya) untuk Negeri”
Oleh : Wahyu Djoko Sulistyo
Era
kini belajar adalah sebuah kewajiban, demi sebuah ilmu hingga keseberang lautan
pun ditempuh. Negara manca yang dianggap mempunyai khasanah keilmuan yang lebih
kompleks ditempuh demi merajut mimpi. Anak- anak bangsa Indonesia yang
melanjutkan studi keluar negeri bukan lagi menjadi asing dan langka melainkan
sudah lumrah bagi kalangan akademisi di negeri ini. Di berbagai Negara yang
ternama akan nama universitasnya menjadi incaran para penuntut ilmu baik program
mandiri ataupun beasiswa. Dalam pikiran kita akan terlintas sungguh luar
biasakah lulusan anak negeri yang belajar hingga keluar negeri tersebut. Bangga
kah Indonesia putra-putri penerus bangsa adalah manusia yang cerdas dan
berkompeten? Pastinya sebuah harapan yang cerah akan nasib bangsa ini
kedepanya. Namun trkadang harapan akan berbenturan dengan realita. Banyak putra
bangsa yang sekolah keluar negeri lupa jalan kembali. Demi jenjang karir yang
lebih mendukung, mereka memilih untuk bertahan di Negara lain, bekerja dan
sukses disana. Sukses untuk dirinya sendiri bukan sukses untuk bangsa ini.
Padahal dalam kaca mata sebagian besar masyarakat Indonesia mereka yang mampu
belajar keluar negeri adalah generasi yang unggul.
Melihat
kenyataan diatas pastinya bukan sepenuhnya salah si putra-putri bangsa, coba
sejenak kita lihat kebijakan pemerintah di negeri kita ini. Adakah tempat bagi
mereka yang telah menyelesaikan studinya keluar negeri. Mmpertimbangkan tingkat
kualitas dan pengalaman yang dimiliki para lulusan tersebut, seharusnya diberi
wadah untuk mereka dapat mengaplikasikan sekaligus mengembangkan kecakapan yang
mereka miliki untuk kemajuan negeri ini. Salah satu contoh banyak insyinyur,
ahli mesin, ahli kimia, ahli fisika yang berhasil menuntaskan kajian ilmunya di
luar negeri, tetapai setelah mereka memilih kembali ke Indonesia, mereka tidak
dwadahi secara tepat dan layak oleh pemerintah. Atas dasar itulah akhirnya
bekerja pada perusahaan asing yang menjanjikan dollar menjadi pilihan. Meskipun
perusahaan asing tersebut berada di Indonesia dan boleh dikatakan
mengekploitasi kekayaan alam kita, jadi pas sudah rasanya. Orang-orang pandai
negeri inilah yang secara perlahan merusak negeri ini juga. Yang menjadi
pertanyaan kenapa Negara tidak memiliki sendiri perusahaan seperti itu, yang
menampunng para insyinyur ahli lulusan luar negeri, biarkan mereka
mengekploitasi, karna memang untuk negeri ini.
Di
atas hanya contoh dari fenomena yang ada hingga kini, meskipun tidak semuanya.
Pastinya kita dapat melihat kenyataan yang ada, setiap tahun ratusan anak
bangsa yang melanjutkan studinya keluar negeri. Persepsi dasar akan mengatakan
kalau mereka bukanlah orang yang sembarangan. Bisa melanjutkan studi hingga
keluar pasti memiliki kecakapan yang kebih. Seharusnya semua pihak harus
mempunyai kesadaran yang tinggi akan peran mereka masing- masing, baik dari
pihak pemerintah maupun oleh si putra- putri bangsa sendiri. Kesadaran bagi
para mahasiswa adalah putra-putri terbaik milik negeri ini, mereka mendapat
kesempatan dan kepercayaan untuk dapat melanjutkan belajarnya seharusnya mereka
kembali berfikir untuk dapat berbuat sesuatu untuk negeri ini sekecil apapun
itu. Kesadaran kedua bagi pemerintah republic ini untuk menyadari bahwa para
mahasiswa yang belajar diluar negeri adalah investasi jangka panjang yang
sangat menguntungkan. Seharusnya disiapkan tempat yang tepat bagi mereka ketika
kembali kenegeri ini pada waktunya nanti, atau paling tidak menjadi daya
pemikat bagi para lulusan itu untuk kembali pulang dan berkarir untuk bangsa
ini dengan mengesampingkan egoism pribadi. Jika itu bisa terjalin den
terkoordinasi dengan baik maka harapan akan masa depan bangsa terhadap para
generasi unggul tak akan lagi berbenturan dengan kenyataan. Bukankah begitu..?
Komentar
Posting Komentar