“Bhisma”

“Bhisma”

Tak ada lagi alasan untuk tak menganggapnya sebagai pahlawan
Pahlawan bagi mereka yang merasa kehilangan
Jiwa raganya dipersembahkan sebagai tanda pengabdian
Hampir tanpa cela sebagai seorang negarawan

Sikap yang begitu jelas dan tegas kepada siapa harus berpihak
Baratayuda telah menemui garis dari kehendakNYa
Bukan sekedar takhta kematian harus memilih antara Kurawa dan Pendawa
Dan Bisma termenung dengan sorot mata tajam diantara keduanya!

Mata batinya begitu tajam dalam melihat
Kepada siapa dia harus membela selain kepada tanah airnya
Meski harus melawan segenap cucu-cucunya
Baginya negaranya adalah segalanya, Astina pura

Batinya bergejolak, dan jikalau boleh dia ingin berdiskusi dengan Dewa
Untuk takdirNya!
Hingga tiba saatnya tiba, ujung panah itu menembus dadanya
Pecah terkoyak beserta hatinya yang merana
Ketika ingatanya terbayang pada janji dan kutukan dosa masa lalunya
Yamadipati manjing dalam Jemparing Srikandi
Pengorbananya usai pada satu pilihan yang pasti!
Berani memilih?

Skh,23;9;’16

Djoyo Bolodewo

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer