Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Pembelajaran Sejarah!
oleh : Djoyo Bolodewo
Jikalau boleh untuk mengajak siswa lebih berfikir tentang sebuah peristiwa sejarah dalam situasi pembelajaran yang menyenangkan, maka tiada salahnya PBL mencoba menjadi tawaran!
1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Dalam pengembangan model yang digunakan
oleh peneliti adalah model Problem Based
Learning (PBL). Arend menjelaskan dalam Hosnan, Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat
menyusun pengetahuanya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih
tinggi dan inquiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri
sendiri (2014:295).
Sanjaya mengartikan Problem Based Learning (PBL) sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah. Terdapat tiga ciri utama dari Problem Based Learning (PBL). Pertama, merupakan rangakaian
aktifitas pembelajaran, kedua aktifitas pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah, ketiga pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan berfikir secara alamiah (2006:214).
Dalam upaya meningkatkan kemampuan
berfikir kritis siswa Problem Based
Learning (PBL) sebagai salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk
diterapkan. Tujuan Problem Based Learning
(PBL) bukanlah penyampaian sejumlah besar pengetahuan kepada peserta didik,
melainkan pada pengembangan kemampuan berfikir kritis dan kemampuan memecahkan
masalah dan sekaligus mengemabngkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif
membangun pengetahuanya sendiri (Hosnan, 2014:299).
2.
Ciri-ciri
Problem Based Learning (PBL)
Menurut Hosnan adalah sebagai berikut :
a. Pengajuan
masalah atau pertanyaan : pengaturan masalah berkisar pada masalah atau
pertanyaan yang penting bagi siswa maupun masyarakat. Pertanyaan dan masalah
yang diajukan itu haruslah memenuhi kriteria autentik, jelas, mudah dipahami,
luas dan bermanfaat.
b. Keterkaitan
dengan berbagai masalah disiplin ilmu : masalah yang diajukan dalam
pembelajaran hendaknya mengaitkan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu.
c. Penyelidikan
yang autentik : penyelidikan yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis
masalah bersifat autentik. Selain itu penyelidikan diperlukan untuk mencari
penyelesaian masalah yang bersifat nyata. Siswa menganalisis dan merumuskan
masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesia, mengumpulkan dan menganalisis
informasi, melaksanakan eksperimen, menarik kesimpulan dan menggambarkan hasil
akhir.
d. Menghasilkan
dan memamerkan hasil karya : pada Problem
Based Learning (PBL), siswa bertugas menyusun hasil penelitianya dalam
bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya. Artinya, hasil penyelesaian masalah
siswa ditampilkan atau dibuat laporanya.
e. Kolaborasi
: pada Problem Based Learning (PBL),
tugas belajar berupa masalah harus diselesaikan bersama-sama antara siswa
dengan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun besar, dan bersama-sama antar
siswa dengan guru (2014:300).
Tabel
2.1. Sintak atau langkah Problem Based
Learning (PBL)
Tahap
|
Aktifitas Guru
dan Peserta didik
|
Tahap
1
Mengorientasikan
peserta didik terhadap masalah
|
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana atau logistic yang dibutuhkan.
Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah nyata yang dipilih atau ditentukan
|
Tahap
2
Mengorganisasi
peserta didik untuk belajar
|
Guru
membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya
|
Tahap
3
Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru
mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk
penyelesaian masalah
|
Tahap
4
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
|
Guru
membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan
karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan,video
atau model
|
Tahap
5
Menganilis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru
membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah yang dilakukan.
|
Sumber : (Hosnan.2014:300)
Referensi :
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstekstual dalam pembelajaran abad 21.
Bogor. Ghalia Indonesia.
Trianto. 2007. Model-model
Pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publiser
Komentar
Posting Komentar