"Tugasku dan TugasNya"

Tugasku dan TugasNya
Oleh : Djoyo Bolodewo
Menuju sebuah ketentraman dalam balutan rasa “narimo ing pandum” dalam makna yang sedalam-dalamnya adalah sebuah pencapaian tingkat ikhlas yang tinggi. Karena ikhlas sendiri merupakan sebuah tahapan dalam proses yang tiada henti dalam siklus hidup manusia itu sendiri.
“narimo ing pandum” merupakan sebuah idiom jawa hasil dari sebuah perenungan dalam oleh manusianya dalam menghayati hidup dan berbagai kenyataan yang menimpanya. Istilah tersebut berarti sebuah kepasrahan yang hakiki dalam menerima kehendak Dewata, bukan pasrah terhadap sesuatu yang belum diperjuangkan atau bentuk pelarian terhadap kegagalan yang ditraumakan. Namun ini merupakan sebuah tindakan menyerahkan penentu terakhir dari setiap usaha kita terhadap ketentuan Tuhan. Karena kembali kepada fitroh manusia dalam menjalani kehidupan ini selayaknya menggantungkan segala urusanya kepada Sang Pencipta setelah ikhtiar yang terus-menerus dilaksanakanya.

Manusia hidup hanya menjalankan peran dari takdir Pencipta. Peran kita hanya manjadi manusia yang seutuhnya. Jangan lantas menjadi wakil Tuhan atau menTuhankan diri, jikalau itu dikatakan sebagai bentuk kesyirikan karena kita menyekutukan Tuhan lalu bagaimana jika kita tanpa sadar menempatkan diri sebagai Tuhan. Cukup melihat dari kenyataan yang sederhana saja dalam setiap detail kehidupan ini dari benturan-benturan social yang marak menodai kerukunan bangsa ini. Untuk menyukutukan Tuhan tidak harus mencoba mencari sesembahan selain diriNya tapi merebut tugas dan peranNya apakah itu tidak bias dikatakan menyekutukanNya. Mari kita simak bersama, vonis iman dan kafir dengan mudah terlontar dari mereka yang merasa mungkin yang paling dengar , dan berujung pada penetapan tempat terakhir surge dan neraka. Bukankah itu semua preogratifNya, bukankah kita hanya sekedar mendapatkan kisi-kisinya saja untuk kriteria apa yang layak bagi label tersebut. Kita diberi tahu kriteria tersebut supaya kita saling mengingatkan dalam kebaikan bukan untuk menghakiminya. Lantas jika kita berusaha dengan keras bahkan dengan nyawa untuk hal tersebut benarkah itu tugas kita? Bukan untuk menyalahkan namun hanya bertanya tentang kebenaran.

Komentar

Postingan Populer