"Kopi Hitam dan Bahagia

Kopi Hitam dan Bahagia

Oleh : Bolodewo
“Banyak orang berfikir dengan kemewahan adalah lambang dari sebuah kebahagiaan, mereka mengejarnya, memburu dengan nafsu hingga mencapainya dengan kegagahan yang patut dibanggakan. Namun semua itu hanya masalah persepsi yang memberikan pilihan kepada kita untuk menikmatinya.”
Meskipun jaman menghendaki itu, maka uang akan menjadi raja yang berkuasa di Dunia. Sepertinya kaum sosialis harus mulai berhenti mengutuk “Laissez-faire ” buah pemikiran Adam Smith. Toh dalam kenyataanya sekarang terhenti dalam sebuah adonan teori akan pasar yang berjalan dengan sendirinya melalui “invisible hand”. Karna dominasi kaum capital telah menjadi semacam tuhan dalam siklus pasar disini. Dan pasti kita sebagai manusia produk zaman melewati masa ini dan turut membentuk pola fikir kita dalam memaknai sebuah kebahagian.
Namun bagi saya tanpa memunafikkan diri atas kenyataan yang musti kita lalui di jaman ini, saya menolak untuk pernyataan itu. Karena bagi saya kebahagian tidak bias dinilai dengan kemewahan semata namun juga tak dapat diwakili oleh kesederhanaan sepihak. Kebahagiaan adalah soal rasa. Bagi yang merasa senang dengan kemewahan maka dia akan bahagia denganya. Bagi yang hanya memiliki kesederhanaan maka tersimpan sejuta kebahagiaan dalam nadinya. Sekali lagi hanya masalah rasa. Hentikan perdebatan dan mari kita nikmati kebahagiaan kita masing-masing. Jika berlebih, berbagilah. Nikmatkah begitu?!
Bertemu seorang kawan hanya untuk segelas kopi hitam dan waktu yang ber jam-jam dalam perbincangan di sebuah angkringan pun menurut saya itu bahagia. Bercerita tentang apa yang dilalui, mengenang masa dimana pernah dalam situasi yang sama, membicarakan teman lain yang sama sekali tidak penting. Tapi itu kebahagiaan dengan berceloteh berseling canda dan tawa. Seakkan sederhana tanpa makna dari apa yang kita hidangi dan yang kita obrolkan. Namun kebahagiaan terselebung hangat dan kuat dalam situasi tersebut. Disitulah rasa mulai memainkan perananya dan kopi hitam menjadi medianya dengan kata-kata sebagai pengantarnya. Luar biyasa bukan?
Sahabat adalah sodara, dan sodara selamanya akan tetap sodara. Mungkin bukan kebetulan kita dipertemukan dengan seseorang, tapi merupakan takdir Tuhan untuk kita lebih dapat memaknai kehidupan dan belajar bersyukur. Mungkin waktu dan jarak memisahkan kita dengan sahabat-sahabat kita tapi kebersamaan sesungguhnya selalu ada dalam doa dan kerinduan. Rindu untuk ngopi bersama dengan riangnya cerita-cerita kita dalam perjalanan sepenggal kisah hidup kita, atau sekedar membicarakan sahabat kita yang lainya. Toh itu semua bukan masalah ,karena disitu kita menikmatinya. Mungkin menyulut berbatang-batang tembakau akan semakin menghangatkan suasana kebahagiaan kita dalam banyolan itu bagi yang menikmati.boleh?!
Berhenti mengeluh tentang kebahagiaan hidup, jalani yang mampu kita jalani. Bermimpilah karena hanya egkau yang tahu mimpimu yang sering kau adukan dengan Sang Khalik. Untuk bahagia tidak usah menunggu, hanya perlu nikmati setiap goresan sketsa hidupmu yang telah di gariskan. Cukup dengan menyebut nama-Nya dan mari ngopi!. Cukup?.

Refleksi ngopi bareng dengan @Ardian Nugroho.

Komentar

Postingan Populer